Rahasia yang tersembunyi didalam
kebenaran bagai cahaya benderang dimalam purnama yang takkan
terlewatkan satu sudutpun sepanjang Betlehem - Hejaz. Sehingga jelaslah
kebenaran bagi mereka yang tidak terlena, karena sesungguhnya cahaya
keadilan di biaskan pada semua manusia.
Didalam sudut lain, aku melihatmu
diantara orang Yerusalem. Memandangi seorang juru selamat bermahkota
duri diatas bukit Golgota. Kemudian aku melihat mutiara mengkristal
yang luluh diatas pipimu, setetes air mata kasih.
"Sesungguhnya hari ini juga engkau
akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (luk 23:43). Dan
setelah kematian Ia, terbelahlah tabir kesucian diatas langit.
"aku percaya Ia akan menuntunku kedalam kekudusan" doamu.
Sedangkan aku disini, pada
suatu malam 27 rajab. Menyaksikan Dia berjalan antara Masjidil Haram
hingga Masjidil Aqsa kemudian bebas menuju Sidratul Muntaha. Berkhitmat
dengan kekasih yang dicintainya, dan menyaksikan Jibril dengan
keanggunannya.
"Sesungguhnya ia
melihat Jibril di waktu yang lain. Yaitu di Sidratul Muntaha.
Didekatnya ada surga tempat tinggal. ketika Sidratul Muntaha itu
diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya tidak berpaling
dari yang dilihatnya itu dan tidak melampauinya. Sesungguhnya ia telah
melihat sebagian tanda-tandaTuhannya yang paling besar" (Q.S An-Najm :
13-18)
Lalu di Sudut yang lain aku dan
kamu dipertemukan di timur padang arafah dimana kita bersaksi mengikat
cinta. aku dan kamu, kita menghamparkan sayap diantara Betlehem hingga
Hejaz.
aku dan kamu. . .
Lalu aku dan kamu sayang, kita
turun diatas bahtera Nabi Nuh di lembah sungai Eufrat dan sungai
Tigris. Lalu kita mengasuh setiap binatang didalamnya hingga bahtera
itu terhenti di atas pegunungan Ararat. Dan kita berbahagia bersama
kaum nuh yang lain.
Kini aku dan kamu terbang
berabad abad kemudian, tanpa ukuran. Pada masa dimana semua itu adalah
kelampauan yang diperdebatkan. Engkau di Betlehem dan aku di Hejaz, dan
haruskah cinta kita tenggelam didasar lembah bersama kaum Banu Rasib
yang menutup hatinya.
Jangan salahkan takdir sayang,
karena takdir takkan mampu terukur oleh filsuf atau sufi manapun. Bahwa
daun daun akan menguning pada musimnya dan matahari beredar pada
peredarannya. Yang kita tahu, kita akan selalu siap dalam nyanyian ini.
Meskipun kita harus tertinggal dan sunyi.
Jangan juga salahkan Cinta.
Karena cinta terlahir diantara garis hitam dan putih yang keterjalannya
harus kita ikuti dengan ketulusan. Biarlah cinta hadir dalam setiap
gerak dan nafas kita, sebab cinta kita tidak terbatas oleh ruang. Dan
jangan merasa terasing oleh perbedaan ruang ini, karena ruang ini satu
bahtera.
"didalam seruan cinta bukanlah
keabadian, namun cinta dalam kemesraan. Didalam ruang ini bukanlah
perbedaan melainkan akhir tujuan. Dibatas ini bukanlah perlawan namun
kepasrahan. Dan di harap ini bukan pilihan namun keikhlasan."
Fajar Herlambang
Kamis 13-10-11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar